psikologi cinta
PSIKOLOGI CINTA)
abstrak
Kebanyakan
orang memiliki pendapat bahwa cinta itu sesuatu yang alami dan tidak
bisa dipelajari. Ini adalah sebuah prinsip kuno yang sudah usang.
Memang betul, perasaan dan emosi yang timbul ketika tertarik dengan
lawan jenis adalah sebuah proses yang alamiah, tapi proses itu pun
sudah bisa dijelaskan secara ilmiah.
Sekedar
tertarik saja TIDAK CUKUP! Hanya karena Anda merasa deg-degan ketika
melihat wanita yang menjadi minat Anda, bukan berarti PROSES untuk
mendapatkannya akan terjadi begitu saja. Untuk bisa membuatnya jatuh
cinta dan menjadi kekasih Anda, jelas membutuhkan keahlian yang
spesifik! Untuk memulai dan menjalin hubungan cinta diperlukan bukan
hanya perasaan saja, tapi juga mencakup begitu banyak hal:
penampilan, komunikasi, bahasa tubuh, psikologi, pergaulan sosial,
dan sebagainya. Hal-hal tersebut jelas merupakan keahlian yang bisa
dipelajari, bahkan beberapa bidang, seperti psikologi, bisa
dipelajari secara akademis. Jadi, apakah cinta bisa dipelajari? Ya!
Justru akibat
pola pikir ‘cinta itu alami dan terjadi begitu saja’ yang
menyebabkan banyak sekali orang yang terjebak dalam permasalahan
cinta dan hubungan yang pelik tanpa mengerti cara menemukan
solusinya. Hal ini bisa Anda ukur secara sederhana dari data
statistik perceraian yang makin tinggi setiap tahunnya. Begitu
banyak orang mengalami penderitaan dan kekecewaan, semuanya atas
nama cinta.
Karena itu,
MEMPELAJARI cinta dan semua aspeknya dengan baik sangat KRUSIAL
untuk menciptakan hubungan cinta yang lebih sehat, ideal, dan
menyenangkan bagi kedua belah pihak yang terlibat di dalamnya.
Antara
Cinta dan Romansa
Untuk
memudahkan penjelasan, mari kita mendefinisikan cinta dan romansa
secara sederhana. Cinta adalah PERASAAN yang timbul di hati, sebuah
proses psikologis yang melibatkan emosi pribadi, sifatnya personal
dan tidak melibatkan orang lain. Kata kucinya adalah: PERASAAN DAN
EMOSI PRIBADI. Sedangkan romansa adalah PROSES interaksi sosial
antara dua insan yang saling tertarik satu sama lain. Baik ketika
masih PDKT, ataupun ketika sudah menjadi sepasang kekasih. Kata
kuncinya adalah: INTERAKSI SOSIAL. Tidak ada interaksi, maka TIDAK
BISA disebut romansa. Ngeliatin wanita dari jauh sambil ngarep, itu
BUKAN romansa, apalagi cinta.
Dari definisi
sederhana di atas, kita bisa melihat bahwa cinta tidak harus ada
dalam sebuah hubungan romansa
Jadi Apa
Itu Cinta?
Bayangkan
skenario berikut ini: Anda sangat menyukai motor balap dan bermimpi
untuk membelinya suatu saat. Jadi Anda mulai menabung, bahkan sampai
sering lembur larut malam demi mendapatkan penghasilan lebih.
Setelah cukup lama menabung akhirnya Anda bisa membeli motor balap
yang Anda idam-idamkan.
Bayangkan
perasaan Anda ketika mengendarai motor tersebut pulang ke rumah,
bahagia bukan main! Anda merawat motor tersebut dengan sangat baik,
mencucinya dengan hati-hati, rutin ke bengkel, tidak mengijinkan
siapapun untuk mengendarainya, dan sangat emosional bila motor
tersebut lecet atau menabrak sesuatu. Anda MENCINTAI motor Anda.
Satu hal yang
harus disadari, Anda TIDAK MUNGKIN mencintai motor Anda sedemikian
rupa apabila Anda BELUM memilikinya. Anda mencintai motor tersebut
karena Anda telah menginvestasikan begitu banyak hal: waktu, tenaga,
dan uang. Semua investasi tersebut hanya bisa dilakukan setelah Anda
membeli dan MEMILIKI motor itu. Anda TIDAK MUNGKIN mencintai dan
merawat motor yang masih berada di showroom! Kalau Anda hanya bisa
melihat dari balik etalase dan berkhayal untuk memiliki motor
tersebut, itu bukan cinta. Itu NGAREP!
Coba ganti
skenario motor balap ini dengan wanita. Prinsipnya sama saja.
Semakin besar investasi Anda pada suatu hal, semakin Anda mencintai
hal tersebut.
Mungkin Anda
protes, “Kok orang disamakan dengan motor?” Baik itu orang,
motor, atau apapun, proses psikologis yang terjadi adalah sama. Anda
ngidam makan es krim Magnum atau Anda ngebet ingin pacaran dengan
seorang wanita, proses yang terjadi di otak Anda adalah SAMA!
Keinginan adalah keinginan, apapun obyeknya. Begitupula dengan
cinta.
Cinta
Adalah Hasil, Bukan Penyebab
Anda mencintai
wanita yang SUDAH menjadi kekasih Anda, bukan karena Anda mencintai
dirinya lalu menjadikannya kekasih Anda. Dalam tahap PDKT, proses
yang terjadi hanyalah ketertarikan fisik dan interaksi sosial. Sama
sekali tidak ada unsur cinta di dalamnya, karena dia belum jadi
milik Anda. Ketika Anda dan dia sudah SALING MEMILIKI dalam sebuah
hubungan yang serius, akan ada banyak investasi yang Anda berikan
untuk hubungan tersebut. Investasi waktu, tenaga, perasaan, emosi,
dan uang. Di situlah cinta TUMBUH.
Kalimat 'cinta
tidak harus memiliki' itu sebuah penghiburan diri belaka bagi
orang-orang yang ngarep dan hanya mampu berharap untuk memiliki.
Bukan berarti cinta itu HARUS memiliki, tapi cinta ada KARENA
memiliki.
Mungkin Anda
bertanya, "Lalu bagaimana dengan yang putus cinta? Apakah masih
ada cinta di antara mereka?" Ya, masih. Karena mereka pernah
saling memiliki. Setidaknya, ketika putus cinta, Anda masih memiliki
KENANGAN akan cinta. Malah biasanya, orang yang mengalami putus
cinta sebenarnya MENCINTAI KENANGAN tersebut, bukan sang mantan.
Penting bagi
Anda untuk menyadari bahwa Anda hanya bisa mencintai sesuatu yang
SUDAH ANDA MILIKI. Dalam konteks romansa, jelas maksudnya adalah
Anda dan dia sudah menjadi sepasang kekasih dan MEMILIKI hubungan.
Anda tidak perlu membuang-buang terlalu banyak investasi waktu,
tenaga, emosi, dan uang untuk seorang wanita yang masih berstatus
gebetan.
Tidak usah
mengatakan cinta pada wanita yang masih gebetan dan belum menjadi
kekasih Anda. Karena itu akan sangat membebani Anda dan dirinya.
Silakan bicara cinta kalau Anda sudah jadian. Bila hubungan itu
ibarat pohon, maka pria adalah matahari yang menyinari dan wanita
adalah air yang menyirami, dan cinta adalah buah manis yang
dihasilkan pohon tersebut.
Tiga Fase
Romansa
Tidak banyak
orang yang menyadari bahwa sebenarnya ada TIGA FASE dalam romansa.
Setiap fase memiliki aturan, pola, dan cara berinteraksi yang
berbeda:
PRE-RELATIONSHIP:
Fase pendekatan (PDKT). Di fase ini unsur cinta sama sekali tidak
memegang peranan karena hubungan antara kedua pihak masih belum
terbentuk jelas. Pada fase ini yang ada hanyalah daya tarik fisik,
komunikasi sosial, dan saling menjajaki kemungkinan. Terlalu cepat
kalau Anda berbicara soal cinta di fase ini, karena segala
sesuatunya masih belum pasti. Dengan membawa cinta ke dalam fase
ini, Anda mengambil resiko yang cukup besar. Analogi bisnisnya, PDKT
adalah masa promosi untuk menarik pembeli. Bisa deal, bisa tidak.
IN-RELATIONSHIP:
Fase hubungan serius/pacaran. Pada fase ini unsur cinta memegang
peranan penting. Cara Anda berinteraksi dengan kekasih Anda pun akan
berbeda dibanding fase PDKT. Ini adalah fase saling mengenal
kepribadian masing-masing secara mendalam, terlebih lagi ditambah
dengan konflik-konflik yang akan muncul. Silakan berbicara mengenai
cinta, pengorbanan, ketulusan, dan sebagainya, kalau Anda sudah
berada di dalam fase ini. Analogi bisnisnya, setelah menjadi pembeli
maka baru Anda memberikan pelayanan yang maksimal bagi kostumer
Anda.
POST-RELATIONSHIP:
Fase putus cinta. Bagi Anda yang sudah pernah mengalami fase ini
pasti mengerti, bahwa setelah putus cinta masih akan ada begitu
banyak konflik yang muncul. Konflik dengan diri sendiri maupun
konflik dengan mantan kekasih Anda. Fase ini berfokus pada
mengendalikan diri, emosi dan meminimalisir konsekuensi kerusakan
yang mungkin terjadi dalam hidup Anda serta mempersiapkan diri untuk
mendapatkan cinta kembali dengan kekasih baru. Analogi bisnisnya,
bila kostumer Anda tidak lagi berminat membeli produk Anda, maka
harus dilakukan evaluasi agar jangan sampai hal tersebut terulang
lagi di masa depan.
TIGA FASE
ROMANSA
|
PRE-RELATIONSHIP
|
IN-RELATIONSHIP:
|
|
POST-RELATIONSHIP
|
Rahasia
Romansa
Banyak orang
mengalami kegagalan dan kekecewaan karena TIDAK MENYADARI adanya
ketiga fase di atas. Ini mengakibatkan Anda melakukan hal-hal yang
sebenarnya baik, tapi tidak sesuai pada TEPAT dan WAKTUNYA, membuat
strategi Anda jadi meleset dan tidak efektif.
Contoh:
kebanyakan pria biasa menghabiskan banyak uang dan waktu untuk PDKT,
padahal dalam tahap pre-relationship sang wanita belum layak untuk
menerima segitu banyak investasi dari Anda. Nanti kalau dia sudah
menjadi kekasih Anda, maka silakan memanjakannya sesuka Anda, karena
toh dia sudah jadi milik Anda.
Read Users' Comments (0)